Sir Geoff Hurst melangkah tenang. Legenda sepakbola dari Inggris itu
berjalan melewati tiga pesepakbola yang mencorong namanya ke seluruh
dunia. Fabio Cannavaro. Zinedine Zidane. Dan Cafu. Pada tanggal 6
Desember 2013 itu, Federasi Sepakbola Dunia mengelar acara menggetarkan
ini. Undian babak grup putaran final Piala Dunia 2014.
Dan Hurst, yang tetap tegap di usia 72 tahun itu, terpilih menjadi salah satu pemilih bola undian. Dia kemudian menyerahkan bola undian itu kepada Jerome Valcke, yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal FIFA. Untuk sejenak kesunyian menguasai ruangan Costa do Sauipe Resort di Salvador de Bahia, Brasil itu.
Salvador adalah kota bersejarah di negeri yang menjadi tuan rumah tahun depan itu. Sebuah kota eksotis di timur laut Brazil. Sekitar 80 persen penduduk kota itu berdarah Afrika yang sudah turun-temurun di sana. Itu sebabnya, Salvador kerap disebut sebagai kota di Brazil yang ditaburi pesona Afrika.
Savador juga kota metropolitan, yang melahirkan begitu banyak pesepakbola berbakat. Banyak pemain terkenal yang lahir di situ. Ada Jose Roberto Gama de Oliveira, yang sohor dengan nama lapangan Bebeto. Dia sudah bermain 75 kali membela Timnas. Pedro Botelho juga lahir di situ. Dante Bonfim yang kini merumput di Bayern Munchen dan masih banyak lagi.
Para pemain itu lahir dari kecintaan warga kota itu akan sepakbola. Mereka pengemar fanatik. Pada hari undian sepakbola 6 Desember itu, suasana kota sungguh meriah. Sebagaimana para penggila bola di belahan bumi lain, mereka bersemangat menunggu hasil undian babak grup putaran final itu. Mata penggila bola ke layar tivi, yang menggelar siaran langsung. Menunggu Valcke membaca tulisan di bola undian yang diserahkan Hurst.
Setelah hening sejenak, suara Valcke menggelegar, “Inggris”. Mereka yang hadir di ruangan itu terkejut. Dan Hurst, yang menyerahkan bola undian itu menggeleng kepala. Mantan striker yang sukses membawa Inggris menjadi juara Piala Dunia 1966 itu seperti tidak percaya bahwa pilihannya telah menjerumuskan Inggris ke grup berbahaya. Grup Neraka Piala Dunia 2014.
Ya, dalam acara undian itu, Inggris memang menjadi tim terakhir yang terpilih masuk Grup D. Yang sudah lebih dulu masuk ke situ adalah dua mantan juara dunia.Uruguay dan Italia. Hanya Kosta Rika yang dianggap sebagai tim lemah di situ, itupun bukan berarti negeri itu tidak bisa mengancam.
FIFA sendiri memberi rangking kepada setiap negara. Jika dijumlahkan rata-rata rangking di grup itu 14,3. Rangking itu menjelaskan betapa ketatnya persaingan di situ. Rata-rata rangking grup itu hanya kalah dari Grup G yang rata-ratanya 11,25. Di situ akan berlaga Jerman, Portugal, Amerika Serikat dan Ghana. Sengit memang.
Pertempuran di Grup D diperkirakan akan meruncing antara Italia vs Inggris. Dan Gli Azzurri sungguh pantas percaya diri. Tim besutan Cesare Prandelli itu memiliki rekor yang bagus bila menghadapi Inggris. Situs Sttato.com menulis bahwa dari tujuh pertemuan kedua tim di pertandingan kompetitif, Italia berhasil meraih empat kemenangan. Dua kali berakhir imbang. Cuma sekali Inggris berjaya.
Dalam laga Piala Dunia, cuma sekali kedua tim itu bertarung di lapangan. Merebut posisi ketiga tahun 1990. Dan saat itu Inggris tumbang 1-2. Roberto Baggio dan Salvatore Schillaci sukses mempermalukan Inggris. Bayangan masa lalu itu kini menghantui tim sepakbola negeri Pangeran Charles itu.
Sialnya lagi, Inggris juga memiliki rekor kurang bagus jika menghadapi Uruguay. Sudah dua kali kedua tim bertemu di laga dunia ini. Tahun 1954 dan tahun 1966. Pada tahun 1966, Inggris berhasil menahan imbang Uruguay 0-0. Tapi pada tahun 1954, dalam laga perempat final, The Three Lions tumbang 2-4.
Performa Italia dan Uruguay di turnamen internasional dalam beberapa tahun terakhir juga jauh lebih impresif dibandingkan Inggris. Italia merupakan juara Piala Dunia 2006 dan finalis Piala Eropa 2012. Uruguay sukses masuk semifinal Piala Dunia 2010 dan menjadi jawara Copa America 2011.
Sedang Inggris sendiri selalu sial di pentas dunia. Pada Piala Dunia Dunia 2010 di Afrika Selatan, tim besutan Rod Hodgson itu harus kalah dari Jerman di babak 16 besar pada pertandingan yang diwarnai “gol hantu” Frank Lampard. Inggris juga tidak pernah berhasil menembus babak semifinal sejak Piala Dunia 1990.
Lalu, akankah Inggris masuk kotak. Ada yang bilang tidak, tapi banyak juga yang meyakini. Mereka yang bilang tidak beralasan bahwa komposisi pemain Inggris saat ini tidak jauh berbeda dari skuad di Piala Eropa 2012. Jadi, mestinya Wayne Rooney dan kawan-kawan sudah sangat matang saat berlaga di negeri samba itu.
Tapi selalu ada faktor lain yang datang dari luar lapangan.
Tim St George’s Cross itu kerap diganggu faktor non-teknis, seperti tekanan media yang terlalu berlebihan.
Jika masuk kotak di Grup D, maka Inggris untuk kali pertama gagal di babak grup Piala Dunia sejak 1958.
Undian pada Piala Dunia memang selalu ditunggu publik bola sejagat. Acara dari Salvador itu disiarkan berbagai saluran televisi di sejumlah negara. Dan banyak negara yang masuk grup sengit. Para pengamat bola menyebut negara-negara berikut ini masuk Grup Maut. Mati langkah di lapangan bisa berarti kiamat.
Lihatlah mereka yang bertanding di Grup B. Ada juara bertahan pasukan Spanyol. Ada Belanda yang terkenal ngotot dan bermain mengesankan. Ada juga Chile dan Australia, yang dalam beberapa laga dunia kerap kali menghentak. Tim kuat Spanyol dan Belanda akan bertemu lagi di ajang dunia ini sejak final Piala Dunia 2010.
Dan keduanya tidak bisa meremehkan Chile. Si kuda hitam dari Amerika Selatan. Arturo Vidal dan kawan-kawan menduduki peringkat tiga klasemen akhir zona Conmebol. Mereka hanya tersuruk selangkah di belakang Argentina dengan selisih 4 angka. Dan Australia adalah salah satu macam Asia yang kerap memberi kekaguman di ajang bola dunia.
Lihat juga kesengitan di Grup G. Di situ akan berlaga Jerman, Portugal, Ghana dan Amerika Serikat. Peringkat dunia negara-negara itu juga tidak terpaut jauh. Jerman nomor 2, Portugal nomor 5, Ghana nomor 14 dan Amerika Serikat di urutan 24.
Menurut Soccer Power Index ESPN, Jerman memiliki peluang paling besar untuk lolos dari Grup G dengan 91,8 persen. Sedangkan peluang Portugal, AS dan Ghana tidak berbeda jauh. Peluang Portugal diyakini sebesar 40,2 persen, disusul AS dengan 39,3 persen dan Ghana 28,8 persen.
Menguntungkan?
Berlaga di grup yang mengetarkan tidak selalu menakutkan. Malah menjadi tiket ke putaran final dan membawa pulang piala. Dengarlah apa yang dikatakan legenda Prancis, Zinedine Zidane. Salah satu kunci sukses untuk menjadi juara di Piala Dunia, katanya, meniti karir di Grup Neraka dan maut itu.
Mantan pemain yang membawa Les Blues juara Piala Dunia 1998 itu menginginkan Prancis berada di grup berat pada Piala Dunia 2014. Sayang, harapan Zidane tidak terwujud. Prancis justru masuk di salah satu grup mudah. Bergabung di Grup E, Prancis satu grup bersama Swiss, Ekuador dan Honduras. Prancis tentunya diunggulkan di grup ini.
Apakah Zidane benar? Bahwa masuk di Grup Neraka adalah sebuah keberuntungan. Bila rajin menelisik para juara di laga dunia beberapa tahun belakangan, maka jawabannya: tidak. Lebih dari dua dekade terakhir, tim juara Piala Dunia bukan berasal dari grup super sengit.
Penghuni Grup Neraka terakhir yang menjadi juara adalah Argentina di Piala Dunia 1978.
Ketika itu Argentina yang menjadi tuan rumah harus berada satu grup dengan Italia, Prancis, dan Hungaria. Bahkan tim Tango harus rela menjadi runner-up Grup 1 di bawah Italia. Argentina kemudian menjadi juara Piala Dunia 1978 dengan mengalahkan Belanda 3-1 di final.
Sejak Piala Dunia 1978, seluruh juara Piala Dunia bukan berasal dari Grup Neraka. Terakhir di Piala Dunia 2010, Spanyol berada satu grup dengan Swiss, Chile dan Honduras di Grup H. Meski begitu, La Furia Roja sempat dikejutkan dengan kekalahan 0-1 dari Swiss pada laga pertama.
Grup Surga
Pada laga 2014 nanti, tiga negara ini paling beruntung. Brasil, Argentina dan Prancis. Tuan rumah Brasil bertarung di Grup A bersama Meksiko, Kroasia dan Kamerun. Di atas kertas, Selecao bisa dengan mudah lolos sebagai juara grup. Sepanjang sejarah Piala Dunia, hanya Afrika Selatan, pada tahun 2010, satu-satunya tuan rumah yang gagal lolos dari fase grup.
Prancis diramalkan bakal mulus di Di Grup E. Di situ hanya ada Ekuador, Swiss dan Honduras. Lawan terkuat Franck Ribery dan kawan-kawan kemungkinan besar adalah Ekuador, yang sukses mengalahkan Uruguay pada perebutan terakhir tiket otomatis di zona Conmebol. Swiss dan Honduras, di atas kertas bisa dengan gampang diatasi Prancis.
Argentina bisa dianggap sebagai tim paling beruntung fase grup Piala Dunia 2014. Lionel Messi dan kawan-kawan bergabung di Grup F bersama Iran, Nigeria dan tim debutan Piala Dunia, Bosnia-Herzegovina. Memang bisa ada kejutan di atas lapangan, namun dengan kekuatan yang dimiliki Argentina saat ini, tim besutan Alejandro Sabella itu hampir dipastikan akan menjadi juara Grup F.
Meski masuk grup yang enteng, Brasil, Argentina dan Prancis tidak boleh terlalu jumawa. Sebab ajang dunia ini selalu memberi kejutan. Dan pada Piala Dunia 2002, Prancis pernah kecele. Datang ke Jepang-Korea Selatan dengan status juara bertahan, dia justru terpental di fase grup setelah kalah dari Senegal dan Denmark, dan hanya mampu imbang melawan Uruguay.
Kejutan juga pernah terjadi di Piala Dunia 1966. Italia yang difavoritkan lolos, justru kalah 0-1 dari Korea Utara di pertandingan terakhir Grup 4. Gli Azzurri pun harus ke bandara lebih awal dari Inggris.
Meski kerap kali ada kejutan. Berlaga di Grup Neraka itu tetap saja menggetarkan. Mengetarkan para pemain, penonton dan para pengurus sepakbola dari negara-negara itu. Ketika mengetahui timnya terjerumus di Grup D itu, Ketua Asosiasi Sepakbola Inggris (FA), Greg Dyke, sontak berwajah tegang.
Dyke, yang juga hadir di Costa do Sauipe Resort di Salvador pada acara undian itu, spontan melakukan adegan ini: mengerakan jari telunjuknya dileher dari kiri ke kanan. Gerakan seperti menyembelih. Mati.
sumber : sorot.news.viva.co.id/
Dan Hurst, yang tetap tegap di usia 72 tahun itu, terpilih menjadi salah satu pemilih bola undian. Dia kemudian menyerahkan bola undian itu kepada Jerome Valcke, yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal FIFA. Untuk sejenak kesunyian menguasai ruangan Costa do Sauipe Resort di Salvador de Bahia, Brasil itu.
Salvador adalah kota bersejarah di negeri yang menjadi tuan rumah tahun depan itu. Sebuah kota eksotis di timur laut Brazil. Sekitar 80 persen penduduk kota itu berdarah Afrika yang sudah turun-temurun di sana. Itu sebabnya, Salvador kerap disebut sebagai kota di Brazil yang ditaburi pesona Afrika.
Savador juga kota metropolitan, yang melahirkan begitu banyak pesepakbola berbakat. Banyak pemain terkenal yang lahir di situ. Ada Jose Roberto Gama de Oliveira, yang sohor dengan nama lapangan Bebeto. Dia sudah bermain 75 kali membela Timnas. Pedro Botelho juga lahir di situ. Dante Bonfim yang kini merumput di Bayern Munchen dan masih banyak lagi.
Para pemain itu lahir dari kecintaan warga kota itu akan sepakbola. Mereka pengemar fanatik. Pada hari undian sepakbola 6 Desember itu, suasana kota sungguh meriah. Sebagaimana para penggila bola di belahan bumi lain, mereka bersemangat menunggu hasil undian babak grup putaran final itu. Mata penggila bola ke layar tivi, yang menggelar siaran langsung. Menunggu Valcke membaca tulisan di bola undian yang diserahkan Hurst.
Setelah hening sejenak, suara Valcke menggelegar, “Inggris”. Mereka yang hadir di ruangan itu terkejut. Dan Hurst, yang menyerahkan bola undian itu menggeleng kepala. Mantan striker yang sukses membawa Inggris menjadi juara Piala Dunia 1966 itu seperti tidak percaya bahwa pilihannya telah menjerumuskan Inggris ke grup berbahaya. Grup Neraka Piala Dunia 2014.
Ya, dalam acara undian itu, Inggris memang menjadi tim terakhir yang terpilih masuk Grup D. Yang sudah lebih dulu masuk ke situ adalah dua mantan juara dunia.Uruguay dan Italia. Hanya Kosta Rika yang dianggap sebagai tim lemah di situ, itupun bukan berarti negeri itu tidak bisa mengancam.
FIFA sendiri memberi rangking kepada setiap negara. Jika dijumlahkan rata-rata rangking di grup itu 14,3. Rangking itu menjelaskan betapa ketatnya persaingan di situ. Rata-rata rangking grup itu hanya kalah dari Grup G yang rata-ratanya 11,25. Di situ akan berlaga Jerman, Portugal, Amerika Serikat dan Ghana. Sengit memang.
Pertempuran di Grup D diperkirakan akan meruncing antara Italia vs Inggris. Dan Gli Azzurri sungguh pantas percaya diri. Tim besutan Cesare Prandelli itu memiliki rekor yang bagus bila menghadapi Inggris. Situs Sttato.com menulis bahwa dari tujuh pertemuan kedua tim di pertandingan kompetitif, Italia berhasil meraih empat kemenangan. Dua kali berakhir imbang. Cuma sekali Inggris berjaya.
Dalam laga Piala Dunia, cuma sekali kedua tim itu bertarung di lapangan. Merebut posisi ketiga tahun 1990. Dan saat itu Inggris tumbang 1-2. Roberto Baggio dan Salvatore Schillaci sukses mempermalukan Inggris. Bayangan masa lalu itu kini menghantui tim sepakbola negeri Pangeran Charles itu.
Sialnya lagi, Inggris juga memiliki rekor kurang bagus jika menghadapi Uruguay. Sudah dua kali kedua tim bertemu di laga dunia ini. Tahun 1954 dan tahun 1966. Pada tahun 1966, Inggris berhasil menahan imbang Uruguay 0-0. Tapi pada tahun 1954, dalam laga perempat final, The Three Lions tumbang 2-4.
Performa Italia dan Uruguay di turnamen internasional dalam beberapa tahun terakhir juga jauh lebih impresif dibandingkan Inggris. Italia merupakan juara Piala Dunia 2006 dan finalis Piala Eropa 2012. Uruguay sukses masuk semifinal Piala Dunia 2010 dan menjadi jawara Copa America 2011.
Sedang Inggris sendiri selalu sial di pentas dunia. Pada Piala Dunia Dunia 2010 di Afrika Selatan, tim besutan Rod Hodgson itu harus kalah dari Jerman di babak 16 besar pada pertandingan yang diwarnai “gol hantu” Frank Lampard. Inggris juga tidak pernah berhasil menembus babak semifinal sejak Piala Dunia 1990.
Lalu, akankah Inggris masuk kotak. Ada yang bilang tidak, tapi banyak juga yang meyakini. Mereka yang bilang tidak beralasan bahwa komposisi pemain Inggris saat ini tidak jauh berbeda dari skuad di Piala Eropa 2012. Jadi, mestinya Wayne Rooney dan kawan-kawan sudah sangat matang saat berlaga di negeri samba itu.
Tapi selalu ada faktor lain yang datang dari luar lapangan.
Tim St George’s Cross itu kerap diganggu faktor non-teknis, seperti tekanan media yang terlalu berlebihan.
Jika masuk kotak di Grup D, maka Inggris untuk kali pertama gagal di babak grup Piala Dunia sejak 1958.
Undian pada Piala Dunia memang selalu ditunggu publik bola sejagat. Acara dari Salvador itu disiarkan berbagai saluran televisi di sejumlah negara. Dan banyak negara yang masuk grup sengit. Para pengamat bola menyebut negara-negara berikut ini masuk Grup Maut. Mati langkah di lapangan bisa berarti kiamat.
Lihatlah mereka yang bertanding di Grup B. Ada juara bertahan pasukan Spanyol. Ada Belanda yang terkenal ngotot dan bermain mengesankan. Ada juga Chile dan Australia, yang dalam beberapa laga dunia kerap kali menghentak. Tim kuat Spanyol dan Belanda akan bertemu lagi di ajang dunia ini sejak final Piala Dunia 2010.
Dan keduanya tidak bisa meremehkan Chile. Si kuda hitam dari Amerika Selatan. Arturo Vidal dan kawan-kawan menduduki peringkat tiga klasemen akhir zona Conmebol. Mereka hanya tersuruk selangkah di belakang Argentina dengan selisih 4 angka. Dan Australia adalah salah satu macam Asia yang kerap memberi kekaguman di ajang bola dunia.
Lihat juga kesengitan di Grup G. Di situ akan berlaga Jerman, Portugal, Ghana dan Amerika Serikat. Peringkat dunia negara-negara itu juga tidak terpaut jauh. Jerman nomor 2, Portugal nomor 5, Ghana nomor 14 dan Amerika Serikat di urutan 24.
Menurut Soccer Power Index ESPN, Jerman memiliki peluang paling besar untuk lolos dari Grup G dengan 91,8 persen. Sedangkan peluang Portugal, AS dan Ghana tidak berbeda jauh. Peluang Portugal diyakini sebesar 40,2 persen, disusul AS dengan 39,3 persen dan Ghana 28,8 persen.
Menguntungkan?
Berlaga di grup yang mengetarkan tidak selalu menakutkan. Malah menjadi tiket ke putaran final dan membawa pulang piala. Dengarlah apa yang dikatakan legenda Prancis, Zinedine Zidane. Salah satu kunci sukses untuk menjadi juara di Piala Dunia, katanya, meniti karir di Grup Neraka dan maut itu.
Mantan pemain yang membawa Les Blues juara Piala Dunia 1998 itu menginginkan Prancis berada di grup berat pada Piala Dunia 2014. Sayang, harapan Zidane tidak terwujud. Prancis justru masuk di salah satu grup mudah. Bergabung di Grup E, Prancis satu grup bersama Swiss, Ekuador dan Honduras. Prancis tentunya diunggulkan di grup ini.
Apakah Zidane benar? Bahwa masuk di Grup Neraka adalah sebuah keberuntungan. Bila rajin menelisik para juara di laga dunia beberapa tahun belakangan, maka jawabannya: tidak. Lebih dari dua dekade terakhir, tim juara Piala Dunia bukan berasal dari grup super sengit.
Penghuni Grup Neraka terakhir yang menjadi juara adalah Argentina di Piala Dunia 1978.
Ketika itu Argentina yang menjadi tuan rumah harus berada satu grup dengan Italia, Prancis, dan Hungaria. Bahkan tim Tango harus rela menjadi runner-up Grup 1 di bawah Italia. Argentina kemudian menjadi juara Piala Dunia 1978 dengan mengalahkan Belanda 3-1 di final.
Sejak Piala Dunia 1978, seluruh juara Piala Dunia bukan berasal dari Grup Neraka. Terakhir di Piala Dunia 2010, Spanyol berada satu grup dengan Swiss, Chile dan Honduras di Grup H. Meski begitu, La Furia Roja sempat dikejutkan dengan kekalahan 0-1 dari Swiss pada laga pertama.
Grup Surga
Pada laga 2014 nanti, tiga negara ini paling beruntung. Brasil, Argentina dan Prancis. Tuan rumah Brasil bertarung di Grup A bersama Meksiko, Kroasia dan Kamerun. Di atas kertas, Selecao bisa dengan mudah lolos sebagai juara grup. Sepanjang sejarah Piala Dunia, hanya Afrika Selatan, pada tahun 2010, satu-satunya tuan rumah yang gagal lolos dari fase grup.
Prancis diramalkan bakal mulus di Di Grup E. Di situ hanya ada Ekuador, Swiss dan Honduras. Lawan terkuat Franck Ribery dan kawan-kawan kemungkinan besar adalah Ekuador, yang sukses mengalahkan Uruguay pada perebutan terakhir tiket otomatis di zona Conmebol. Swiss dan Honduras, di atas kertas bisa dengan gampang diatasi Prancis.
Argentina bisa dianggap sebagai tim paling beruntung fase grup Piala Dunia 2014. Lionel Messi dan kawan-kawan bergabung di Grup F bersama Iran, Nigeria dan tim debutan Piala Dunia, Bosnia-Herzegovina. Memang bisa ada kejutan di atas lapangan, namun dengan kekuatan yang dimiliki Argentina saat ini, tim besutan Alejandro Sabella itu hampir dipastikan akan menjadi juara Grup F.
Meski masuk grup yang enteng, Brasil, Argentina dan Prancis tidak boleh terlalu jumawa. Sebab ajang dunia ini selalu memberi kejutan. Dan pada Piala Dunia 2002, Prancis pernah kecele. Datang ke Jepang-Korea Selatan dengan status juara bertahan, dia justru terpental di fase grup setelah kalah dari Senegal dan Denmark, dan hanya mampu imbang melawan Uruguay.
Kejutan juga pernah terjadi di Piala Dunia 1966. Italia yang difavoritkan lolos, justru kalah 0-1 dari Korea Utara di pertandingan terakhir Grup 4. Gli Azzurri pun harus ke bandara lebih awal dari Inggris.
Meski kerap kali ada kejutan. Berlaga di Grup Neraka itu tetap saja menggetarkan. Mengetarkan para pemain, penonton dan para pengurus sepakbola dari negara-negara itu. Ketika mengetahui timnya terjerumus di Grup D itu, Ketua Asosiasi Sepakbola Inggris (FA), Greg Dyke, sontak berwajah tegang.
Dyke, yang juga hadir di Costa do Sauipe Resort di Salvador pada acara undian itu, spontan melakukan adegan ini: mengerakan jari telunjuknya dileher dari kiri ke kanan. Gerakan seperti menyembelih. Mati.
sumber : sorot.news.viva.co.id/